Meminta anak balita duduk diam dalam kelas selama 15 menit bisa dibilang jadi pekerjaan paling sulit di dunia. Mereka cenderung duduk hanya saat kelelahan atau diam saat tertidur. Aktifnya para balita seringkali membuat kewalahan yang menjaganya. Tapi dengan sikap yang aktif tersebut, balita ternyata lebih bisa menyerap pelajaran dibandingkan saat mereka duduk manis di kursi. Hal ini terungkap dari penelitian yang dilakukan tim dari Coventry University, Inggris.
Penelitian dilakukan dengan melihat kemampuan anak setelah dibacakan dongeng The Gruffalo, cerita tentang beruang yang suka bermain di hutan. Sebanyak 74 anak dari 3 sekolah pre-school terlibat dalam penelitian ini.Mereka dibagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama, yang hanya dibacakan dongeng sambil duduk tanpa ada aktivitas fisik. Kelompok kedua dibacakan dongeng dengan sambil melakukan sedikit aktivitas fisik. Sementara kelompok kedua dibacakan dongen sambil bergerak dan bersuara mengikuti binatang-binatang dalam cerita. Aktivitas dilakukan selama 2 kali seminggu selama 6 minggu, durasinya antara 20 hingga 30 menit.
” Kami tidak tahu apa hasilnya jika kami mengintegrasikan dongeng dan gerakan secara bersamaan, tetapi ternyata sangat mengejutkan,” ujar Michael Duncan, Profesor Applied Sport and Exercise Science di Coventry University, yang juga kepala penelitian seperti dikutip dari Fatherly.
” Efek gerakan fisik sangat signifikan terhadap skor kemampuan motorik dan bahasa. Kombinasi keduanya ternyata saling bersinergi dan saling melengkapi. Hal ini bisa terjadi kemungkinan besar karena aktivitas fisik meningkatkan distribusi oksigen di lobus frontal otak, yang membantu meningkatkan kemampuan kognitif,” ujar Duncan.
Jadi jika balita di rumah sedang dibacakan dongeng atau diajarkan kata-kata baru, bahasa asing atau doa-doa harian, jangan langsung menyuruhnya duduk diam. Gerakan fisik tersebut membantu anak menyerap secara maksimal apa yang sedang diajar oleh orang-orang di sekelilingnya.
No comments:
Post a Comment