Sunday 1 October 2017

Penguatan Pendidikan Karakter Tak Harus Soal Akademis


Usai ujian akhir semester, Martin seorang guru mata pelajaran sibuk menyiapkan nilai para siswanya. Selain nilai akademis, ia memberi penilaian terkait pencapaian non-akademis para siswa di sekolah.
Lembaga pendidikan tempat ia mengampu di Jakarta Selatan memang mengadaptasi kurikulum pelajaran internasional. Penilaian seorang siswa di sekolah itu dilakukan tak semata berdasarkan nilai akademis.

Sejalan dengan penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter, para guru di seluruh sekolah di Indonesia pun akan melakukan hal serupa.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hingga kini masih menyiapkan Peraturan Menteri (Permen) terkait program itu.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, salah satu wujud nyata pendidikan karakter di sekolah adalah dengan mengembangkan minat dan bakat siswa.

Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana mewajibkan semua sekolah menerbitkan rapor dengan nilai ganda yang bisa diterapkan mulai 2018.

Para guru nantinya akan memberi laporan nilai akademis dan pengembangan kepribadian siswa.
"Rapor ini memaksa guru untuk scouting, mencari minat dan bakat dari anak itu," kata Muhadjir dalam Forum Merdeka Barat 9 di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rabu (30/8/2017).


 Selama ini, seorang siswa dianggap berprestasi di sekolah bila nilai akademisnya gemilang. Pemerintah berharap sekolah, utamanya para guru, mulai menghilangkan penyeragaman itu.
Howard Gardner, seorang profesor psikologi dari Harvard University mengemukakan teori kecerdasan jamak (multiple intelligence).

Gardner mengidentifikasi sejumlah kecerdasan yakni musical/rhythmic intelligence bodily/kinesthetic intelligence, logical/mathematical intelligence, visual/spatial intelligence, verbal/linguistic intelligence, interpersonal intelligence, dan intrapersonal intelligence. Dalam perkembangannya ada satu jenis kecerdasan tambahan yakni naturalistic intelligence.

Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu. Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetensi.

Sementara, kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan.

Tugas pendidik atau guru dalam hal ini adalah memfasilitasi anak didik sebagai individu untuk dapat mengembangkan potensi yang dimikili tiap siswa menjadi kompetensi, sesuai dengan cita-citanya.
Oleh karena itu, proses pendidikan dan pembelajaran yang berlangsung di sekolah harus berorientasi kepada invidu peserta didik.


Penerapan pendidikan karakter juga tak mesti dilakukan semua oleh sekolah jika memiliki
keterbatasan sumber daya. Sekolah bisa saja bekerja sama dengan lembaga lokal yang letaknya tak jauh dari gedung pendidikan.

Misalnya, ada sekolah yang dekat dengan tempat kursus tari, maka sekolah dapat memanfaatkan tempat kursus itu sebagai wadah mengembangkan minat dan bakat siswanya.
"Biar sekolah itu menjadi sentra belajar, dan lingkungan sekitar dijadikan sumber-sumber belajar," ujar Muhadjir.

Demikian pula bila sekolah itu dekat dengan tempat latihan sepak bola, maka sekolah itu dapat mengembangkan bakat bermain bola siswanya.

Muhadjir mengaku bermimpi Indonesia bisa memiliki  satu tim sepak bola yang berkualitas dunia dari hasil pencarian bakat siswa SD di seluruh sekolah.

Siswa-siswa yang berbakat sepak bola mesti digembleng dan diarahkan berdasarkan minat dan bakatnya sejak dini.

"Kami akan buat recruitment dan membibit para pemain bola mulai sejak SD. Saya yakin kalau anak-anak itu belajar dari kecil, mendapatkan 11 pemain yang bisa mengalahkan Malaysia, Saya kira tidak sulit," tuturnya.

Prestasi non-akademik seperti ini diharapkan dapat menjadi portofolio siswa-siswi tersebut untuk masuk ke perguruan tinggi maupun dunia kerja.

“Dengan pendidikan karakter, setiap anak adalah istimewa, punya keunikan yang tidak bisa disamaratakan," katanya.

Sumber : http://edukasi.kompas.com-penguatan-pendidikan-karakter-tak-melulu-soal-akademis




No comments:

Post a Comment

Labels

Info Guru Info Umum Administrasi Artikel Dapodik Berita Kurikulum 2013 BOS K13 Tips Aplikasi Perangkat Pembelajaran RPP Sertifikasi UN Bank Soal Info PTK Guru Pembelajar Guru SD USBN Ujian Nasional Riset UKG UTS BSE Download Info Olimpiade Latihan Soal Madrasah Media Pembelajaran Microsoft Word Modul Olimpiade PAUD Penilaian Proposal SK Sertifikasi Guru Soal Ulangan Terbaru Tahun 2017/2018 Aplikasi Pendidikan Contoh Download Contoh RPPH Model Kelompok dengan Kegiatan Pengaman untuk TK PAUD Terbaru Tahun 2017/2018 Download contoh Aplikasi Penilaian Kurikulum 2013 TK (Taman Kanak-Kanak) Format Microsoft Excel Terbaru Tahun 2017/2018 Kwitansi Lomba Lomba Siswa Microsoft Excel OSN Panduan Pedoman Perangkat RPP Silabus Fisika SMK Ramadhan Raport Tunjangan Profesi Guru aplikasi guru Analisis Blog Buku CPNS Do'a Download Gratis Download Penilaian oleh Pendidik Sesuai Panduan Penilaian K13 SMP MTs Terbaru Tahun 2017/2018 Download Silabus PAI dan Bahasa Arab MI Kelas 1 dan 4 Kurikulum 2013 Terbaru Tahun 2017/2018 Format Info CPNS Jadwal KKM Kalender Kelas 1 Kisi Kisi USBN Kumpulan Soal Literasi MI PDF PJOK PJOK SD PT Panduan Penilaian Panduan e-Rapor Parenting Pembelajaran Kreatif Pendidikan Peraturan Peristiwa RPP SD Kelas 4 RPP SD Kurikulum 2013 Resensi Revisi 2017 Rumus Menghitung Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal SBMPTN SD SD Matematika OSN SMP Silabus PAI Kurikulum 2013 Silabus PAI SMA Silabus SKI XI Soal PJOK Kelas 4 Soal Penjaskes SMA Soal UTS SMP T3 Try Out SMP 2018 Tulisan Anda Tutorial UAS SMA Kelas X UAS SMA Semester 1 UN SMP 2018 USBN 2018 UTS SMP 2017/2018 Wahana Wiki guru kelas 6